Rabu, 08 Februari 2023

Ajar Buat Tulisan Non Fiksi Bersama Bu Musiin

 



Kiranya bahasa yang digunakan dengan bahasa denotasi. Nyata dan berdasar fakta dan data.  Hal yang diperhatikan

Adapun Pengertian Tulisan Nonfiksi

Tulisan Nonfiksi adalah karya tulisan yang bersifat baku dan berdasarkan fakta.Tulisan yang memberikan informasi tentang fenomena - fenomena aktual yang terjadi yang dapat dibuktikan sumber kebenaran nya dengan empirik.

1. Berisi penjelasan tentang suatu hal atau objek tertentu yang faktual

2. Objektivitas yang tinggi dan berusaha menarik serta menggugah nalar pembaca

3. Bahasa bersifat denotatif,apa adanya

4. Penjelasan berupa fakta/ gagasan ( tabel,infografis,diagram)

 

Langkah Pertama Pratulis

1.            Menentukan tema

2.            Menemukan ide

3.            Merencanakan jenis tulisan

4.            Mengumpulkan bahan tulisan

5.            Bertukar pikiran

6.            Menyusun daftar

7.            Meriset

8.            Membuat Mind Mapping

9.            Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya

1.            Pengalaman pribadi

2.            Pengalaman orang lain

3.            Berita di media massa

4.            Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5.            Imajinasi

6.            Mengamati lingkungan

7.            Perenungan

8.            Membaca buku

9.            Survey

10.          Wawancara


Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan


Langkah tulisan yang disusun bisa dibuat buku.

anotomi Buku

1.            Halaman Judul

2.            Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3.            Halaman Daftar Isi

4.            Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.            Halaman Prakata

6.            Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7.            Bagian /Bab

8.            Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9.            Halaman Glosarium

10.          Halaman Daftar Pustaka

11.          Halaman Indeks

12.          Halaman Tentang Penulis


Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1.    Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)

Contoh: Buku Pelajaran

2.   Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

Contoh: Buku Panduan

3.   Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Selamat membuat karya. Salam sukses.

Minggu, 05 Februari 2023

Guru adalah Sahabat Buku #5






Profil guru yang baik'perlu bersahabat dengan buku. Ujudnya dengan membacanya. Hal ini sebagai media dalam berkomunikasi yang baik. Dan perlu dijaga sepanjang waktu. Disapa dan diajak komunikasi.

Kita meluangkan sedikit waktu. Dengan buka-buka halamannya. Sehingga secara psikologis terjalin keakraban. Layaknya seorang yang sangat dirindukan. 

Selalu ingat dan kunjungi mereka agar kian cinta. Di halamannya yang luar tentu ada narasinya. Membaca walau kulitnya dan sekian kalimat inti.

Apalagi saat ada info baru. Edisi terbitan terkini. Dan juga bisa sambil menikmati menu layaknya di angkringan. Ada yang segar tentunya.

Ternyata di toko buku masih ada para penikmat buku. Mereka juga dari kalangan ibu-ibu dan bapak-bapak. Kian baik juga anak-anak.

Banyak terpampang menu buku. Baik materi sekolah dan juga pengayaan. 

Senangnya bisa menjadi salah satu cara untuk memupuk kemampuan diri. Melihat dengan jelas karya mereka. Penulis yang kreatif.

Mereka ada yang terjun langsung dan praktik dalam tulisan itu. Wow jadi tantangan kita.

Salam semangat.

Jumat, 03 Februari 2023

Hore dan Amat Suka #4

 

Sungguh Senang Amat Suka. Jadikan Pelajaran yang menyenangkan. Suasana yang kondusif perlu diciptakan. Hal ini untuk menjaga agar kegiatan berlangsung lancar. Baik susana tempat dan juga pelaku belajarnya. Upaya itu dengan hal sederhana. Ada sapa senyum dan semangat.

Sehingga saat pelajaran akan dinantikan siswanya. Mereka telah terikat secara psikis dan pikirannya. Kapan ada materi pelajaran lagi. Ada rasa kepingin mengulang dan melakukan lagi.

Mereka merasakan kecewa kala tak dapat beraktifitas. Apalagi bermain bersama dan juga bertanding anatar sesama. Di dalam pelajaran olahraga ini mereka bisa beraksi unjuk diri.

Lebih khusus saat pelajaran olahraga. Mereka anak didik merasa  susah saat jam olahraga kosong. Bisa karena hujan atau guru tak datang. Anak-anak jadi tak main olahraga. Biasanya sepak bola atau jalan-jalan susur dusun. Atau aktifitas keceriaan kala pelajaran tersebut.

Anak didik sejak awal menunggu di sekolah. Harapannya kala guru datang dan  akan bisa aktifitas dengan senang. “Hore...hore Pak Guru datang!” ekspresi keceriaan diri mereka. Anak yang menunggu guru datang.

Antusias mereka juga tak diragukan. Tak ada kata lelah bila sudah bergerak. Apalgi bila ada hadiah yang menanti. Semisal uang seribu. Atau apalah yang mereka suka.

Tak mau melewatkan. Tiada hari bila tak ada pelajaran olahraga. Entah apa yang menggugah untuk ini. Yang jelas sikap mereka layak dipertahankan. Dan bisa diterapkan pada diri kita setelah tak anak-anak lagi.

Gemar olahraga dan budaya olahraga. Seperti aktifitas tarik nafas dan gerak setiap harinya. Jangan sampai terlewatkan untuk aktifitas fisik kita.

Mereka aktif. Karena senang dan memang  butuh ekspresi diri. Apalagi belum kenal lelah. Seperti mesin saja. Hanya saat bahan bakar habis ia mandek. Pasalnya lapar.

Mengutarakan minatnya.”Ayo jalan sehat,Pak!” Ketua kelas bawah mengajak gurunya. Mereka ingin mengunjungi tempat belajar kala masih TK.  dulu. Mereka kenang dan menerangkan kala TK dulu. 

Ada aba-aba ,"Ayo!"   Maka serentak mereka ternyata kompak. “Ayo,Pak!” dan berulang mengajak bila belum dilaksanakan. Hebatnya semangat mereka. Luar biasa.

"Kok hanya sebentar."  Bila aktifitas usai laksana sekejap saja. “Minggu depan kita lanjutkan!” Sudah diapresiasi dan direncana tetap masih menawar lagi. Waktu seperti berputar amat cepat.

Apalagi saat ada kelas lain yang diperlakukan dengan aktifitas yang berbeda. “Kelas empat saja ke sana lho,Pak!” mereka proes. Yha kala kelas itu susur dusun ke bukit Mijil. “Baiklah bisa kita lakukan!” dan mereka serempak “Horee!”


dokpri

 

Proofreading sebelum di-Publish#12

 Pak D sebutan Pak Susanto selaku narasumber di materi ini . Bu Ewi selaku moderator memberi masukan. "Ayo gas bila cepat kelar dalam meresume! Gunakan HP dan laptop!"

Langkah sebelum tulisan di-publish. Adalah melakukan proofreading. Agar tulisan sedikit salahnya. 

Pak D. memberikan materinya. yang dibuka dengan salam. "Apa kabar,Pak?"

"Alhamdulillah,baik. Bu!"

"Maaf tak tepat waktu!" Pak D masih menambahkan katanya. 

"Tak masalah,Pak!" 

Pak D dalam awal kata. "Proofreading kalian percaya bisa!" Pak masih mencari pengikut di acara ini.

Pak Dyang  alumni 15 pada KBMN. Yang lulus dengan terbitkan buku Berani Menulis dalam 20 Hari.Dan di angkatan 19 diajak mengisi. 

"Ada resume-nya dan pembaca tinggal lihat!" Ajak Pak D

KBMN 28 sebagai hal yang menantang. Ia menyampaikan ,"soal proofreading ,apa,mengapa,bagaimana. efektif,kah? susunannya, subtansinya.

Proofreading menjadi jeda dalam publish. Maksudnya penulis jangan segera kirim karyanya  sebelum dilakukan ini. 

Proofreading yakni membaca ulang sebelum dipublikasikan.  Berguna untuk meminim-kan kesalahan. Orangnya bernama proofreader bukan sekedar bahwa tulisan kurang tanda baca.  Termasuk disini kalimatnya 

Selama 10 menit Pak  D minta  time out. Selang sepuluh menit lebih sebelas detik kegiatan dimulai lagi. "Bahwa proofreading adalah sesuatu yang mudah."

Bila tulisan usai maka lakukan self sediting. dengan langkah ,pertama endapkan selama waktu  tertentu.Kedua dengan meminta teman untuk membaca. Ketga meminta proofreader Keempat menggunakan editing tools.

Selesai nilais janagna langsung kirim. Endapkan. Yang baca anak,istri atau kita sendiri dengan keras. Bila kepada proofreader harus kasih penghargaan. MS words dengan google doc. editing tools. Memperbaiki tipo di google doc. 

Alat bantu proofreading adalah EYD. (KBBI yang sejak 16 Agustus 2022 dengan (EYD)

Ada perubahan pada Maha yang dipisah berkaitan dengan Tuhan ,misal Maha Pengasih

Jeda..! 10 menit Time out kedua. 

Dilanjutkan sesi tanya jawab. 










Kamis, 02 Februari 2023

Energi dari Senang #3

Senangnya bila ikut pelajaran olahraga. Entahlah ini dari SD sampai SMA kok bisa begitu. Ini aku rasa selama menjalani kegiatan belajar mengajar. Karena pertama kalinya mengajar di sebuah SMK di kota lurik.

Anak-anak suka sekali. Sampai ada yang kala itu berangkat sekolah hanya pas pelajaran olahraga. Sungguh gila memang anak ini.

Bila di SD anak tak mau berhenti olahraga. Apalagi saat tanding merebut hadiah. Padahal hanya seribu saja.
Mereka bilang sungguh senang bikin semangat luar biasa.

Ia susah bila olahraga sampai jam-nya kosong.

dok.pri 





Rabu, 01 Februari 2023

Mading sekolahku #11

Majalah dinding sekolahku baru' mletre.Sudah lama antara mati dan hayat. Kini jelang akreditasi mendadak hidup kembali. 

Suntikan dan  infus serta pasokan oksigen full. Bisa bangkit dari tidur.

Untuk mengaktifkan perlu kesiapan. Baik guru dan murid. Sama-sama untuk mengisi. Pernah ada teknik mading yang diluncurkan dengan dibuat semacam koran kecil. Satu halaman dan diprint dicetak  seperti banner. Dari ini selain tahan air dan panas juga bisa dibaca dengan baik. 

Konten Mading untuk itu perlu ilmunya. Paling tidak adanya sarana menyalurkan informasi.

Bagi sekolah dasar tentunya beda dengan lanjutan. Yang sudah lebih kompeten. Tinggal nyuruh mereka dah oke.

Di sekolahku cukup dengan puisi.pantun yang sifatnya ringan.
Yang penting anak kenal dan mau aktif ikut mengelola madingnya.

Di KBMN mendapat ilmu yang sekian banyak dan dapat diterapkan sesuai dengan kondisi sekolah kita 
 

Guru Bejo #2 FC

Guru Sungguh Beruntung Mengajar di Desa. Padahal kita dimanapun tinggal bahwa bumi kita pijak milik Sang Khalik. Kita diperintah memakmurkannya. Lewat amal sholih kita. Seorang guru harus mampu mengemban amanah ini. Dengan bekal ilmu yang diperoleh di meja pendidikan selama sekian tahun. Sudah paling tidak 17-an tahun menerima ilmu dari guru-guru kita. Dan kini warisan itu kita sampaikan pada anak didik kita. Kelangsungan transfer ilmu harus langgeng. Contoh sederhana sebagaimana even lari estafet. Sebuah kesinambungan dengan membawa misi satu generasi ke generasi berikutnya. Proses secara estafet yang terus digelorakan untuk kemajuan kehidupan manusia dan alamnya.

 Lewat mediasi ilmu maka hidup akan terarah dan mampu memperlakukan setiap soal kehidupan dengan bijak. Mampu membedakan yang baik dan tidak. Hal ini betapa pentingnya ilmu. Apakah sama orang yang berilmu dan tidak. Hanya orang yang arif yang mampu membedakannya. Sehingga tumbuh untuk belajar di setiap saat. Untuk senantiasa mengembangkan dan menyebarkan ilmu dan ketrampilan kepada siswnya. Dalam hal ini sebagai agen pembelajarnya berada di sekolah kita. Bermodal rasa cinta untuk menyebarkan ilmu. Seorang guru selalu mengabarkan berita kebaikan pada siswanya. Ia adalah sebagai makhluk Sang Khaliq. Seorang guru yang bertugas di desa. 

Betapa senangnya saat jadi guru di desa. Sudah 12-an tahun menantikan menjadi guru yang layak. Bukan berarti layaknya kehidupan. Yang kala itu masih kesana-kemari mencari sekolah. Hanyalah dengan mencoba dan mencoba. Ada pesan saat masuk SMK di kota Lurik.”Disini tak ada imbalan yang pantas. Gajinya tak standar. Semoga jalan ini sebagai batu loncatan ke jenjang lebih baik!” Aku ingat selalu pesan kala itu. Dan kini terjawab dengan jelas. Sebuah nikmat yang banyak pada diri guru. Kian naiknya fasilitas mengajar seharusnya kian baik pelayanannya. 

Termasuk dalam meningkatkan kualitas ketrampilan dan lkemampuan diri guru. Alamnya bagus kala masuk daerah yang dianggap desa. Ternyata disini ada bberapa nilai yang masih kuat. Persaudaraan yang demikian lekat. Ada tegur sapa yang masih terjaga. “Nderek langkung,Pak!” kata seorang siswa yang lewat di depan rumah warga desa. Siswaku kuajak jalan keliling dusun. Dan kebetulan berpapasan dengan warga setempat. Di desa media ajarnya banyak dan tak harus beli. Mulai dari tumbuhan dan juga sarana prasarana sebagai media belajar. Seperti daun pisang,kelapa dan rumput kolo jono yang masih tumbuh subur. Bahkan alam itu masih jauh dari polusi udara dari pabrik.

 Masyarakat yang antusias setiap ada momen yang berkaitan dengan kegiatan sekolah. Semisal anak didik mau main drum band secara kebetulan dibuatkan alat itu. Warga desa sebagai pengrajin alat musik tersebut. Dan masih beberapa hal lainnya layak diperhatikan. Kerukunanwarga dan komponen masyarakat yang solid. Sebagaimana ada tawaran untuk merampungkan pagar dan mushola yang diunggah lewat grup sekolah. Dan juga lewat kotak masukan sekolah. gambar dok pri.